this is a post dedicated to people who's been a victim of reckless driving.
dear mas-mas tukang ngepot di jalan raya yang merasa dirinya keren karena bisa ngepot dan membahayakan orang lain,
mungkin menurut segelintir orang kalian itu keren, mungkin juga menurut segelintir orang tingkat kegantengan kalian itu naik sekian persen waktu nge drift (re : ngepot) di jalan raya. tapi menurut gue pribadi dan menurut jutaan orang lain yang menurut gue akan setuju sama pendapat gue, kalian itu nggak keren, kalian itu nggak tambah ganteng dengan cara seperti itu. tahukah kalian betapa cara kalian itu membahayakan pengguna jalan yang lain?
well, kasus 'suka ngepot' ini biasanya ditemukan di para pengendara sepeda motor yang motornya udah di modif dan suaranya nggak keruan kayak kaleng rombeng. entah menurut mereka itu keren dari segi mananya, tapi menurut gue, itu mengganggu kenyamanan orang lain. at least, pikirkan keselamatan kalian sendiri kalo nggak mau mikirin orang lain. kenapa gue bilang begini? kebanyakan dari mereka jarang yang gue liat pake helm atau alat pelindung lain yang bisa melindungi mereka kalo amit-amit nya kecelakaan.
sekalipun kalian merasa diri kalian adalah pembalap yang super keren, menurut gue kalian egois. kenapa? kalian sebodo teuing sama keselamatan pengguna jalan lain. tapi sekalinya kalian jatuh, kecelakaan, yang kalian salahin yang lain. nggak mau introspeksi diri sendiri.
sebenernya nggak hanya pengendara motor yang ceroboh kalo nyetir. supir bus sama truk juga. dengan alasan apapun, mau kejar setoran kek, mau terlambat dari jadwal kek, mereka seharusnya nggak membahayakan keselamatan penumpang mereka dan pengguna jalan yang lain. sering kan liat tuh bus-bus yang ngelanggar marka jalan buat motong macet gara-gara lampu merah atau truk-truk yang pindah lajur tanpa ngasih tanda terlebih dahulu dan seenaknya aja klakson kenceng-kenceng.
nah, untuk yang ngelanggar marka jalan ini, gue jarang banget liat polisi yang nangkepin supir bus yang nggak taat aturan itu. nggak ngerti deh apa pertimbangan mereka nggak nangkep dan ngasih surat tilang ke mereka. coba kalo mobil pribadi, langsung mereka kejar dan mereka kasih surat tilang. (not commenting on this, just trying to say what my mind says)
as a driver of both car and motorcycle,
as a driver of motorcycle, here is my suggestion, nggak usah deh tuh yang namanya gaya-gayaan nge drift di jalan raya. jalan raya itu bahaya lo ya, material pembuatnya masih aspal, belom berubah jadi matras atau kapas. jadi, kalo nggak mau punya sejarah kepala bocor gara-gara ceroboh nyetir, mendingan nyetir pelan-pelan aja, santai-santai aja. nyawa itu nggak sebanding dengan pleasure tersendiri itu saat ngebut. kadang gue juga sering mengingatkan diri sendiri untuk hal yang satu ini. karena memang nyetir itu (maunya) pake logika aja, perasaan nggak usah ngikut-ngikut. coba kalo lagi sedih, marah, atau galau, gaya nyetir kita pasti jadi agak reckless dan nggak peduli sama yang lain-lain karena kebawa perasaan.
dan as a driver of car, gue cuma mau ngingetin aja, di negara kita ini masih berlaku yang namanya 'yang punya roda lebih banyak pasti lebih salah daripada yang rodanya cuma sedikit'. maksudnya? kalo misalnya ada kecelakaan mobil nabrak motor, yang disalahin pasti yang nyetir mobil, bukan yang nyetir motor. yang dimintain ganti rugi pasti yang nyetir mobil, bukan yang nyetir motor. sounds unfair? tapi emang kenyataannya kayak gitu. jadi, kalo nggak mau punya track record yang jelek dalam hal nyetir mobil plus nggak mau keluar duit banyak buat bayar ganti rugi dan servis mobil, nyetir aja pelan-pelan dan hati-hati.
jadi, sebenernya, kalo ada tenggang rasa dan toleransi antar pengguna jalan, ketertiban, keamanan, kenyamanan dan kedamaian itu pasti bisa tercapai kok. nggak bakal ada lagi yang namanya saling menyalahkan waktu kecelakaan atau saling jotos-jotosan gara-gara kecelakaan. kecelakaan juga pasti bisa diminimalisir kalo orang mau saling toleransi dan saling mengerti kepentingan masing-masing.
semoga nih, orang-orang makin sadar bahwa nyetir kendaraan itu harus hati-hati dan SABAR.
may this inspire you,
-catherine agraputri-
0 comments:
Post a Comment